Kamis, 19 Januari 2017

pembuatan simplisia

 PEMBUATAN SIMPLISIA

1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :
  1. Bagian tanaman yang digunakan.
  2. Umur tanaman yang digunakan.
  3. Waktu panen.
  4. Lingkungan tempat tumbuh.
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.

2. SORTASI BASAH
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam jurnlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.

3. PENCUCIAN
 Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Menurut Frazier (1978), pencucian sayur-sayuran satu kali dapat menghilangkan 25% dari jumlah mikroba awal, jika dilakukan pencucian sebanyak tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya 42% dari jumlah mikroba awal. Pencucian tidak dapat membersihkan simplisia dari semua mikroba karena air pencucian yang digunakan biasanya mengandung juga sejumlah mikroba. Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat menipercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus, Enterobacter dan Escherishia. Pada simplisia akar, batang atau buah dapat pula dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba awal karena sebagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat pada permukaan bahan simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan pencucian jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan bersih.

4. PERAJANGAN
Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki.
Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap. Sehingga mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan dengan sinar matahari selama satu hari.

5. PENGERINGAN
Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.Enzim tertentu dalam sel, masih dapat bekerja, menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi dan penggunaan isi sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah sel tumbuhan mati. Sebelum tahun 1950, sebelum bahan dikeringkan, terhadap bahan simplisia tersebut lebih dahulu dilakukan proses stabilisasi yaitu proses untuk menghentikan reaksi enzimatik. Cara yang lazim dilakukan pada saat itu, merendam bahan simplisia dengan etanol 70% atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian selanjutnya diketahui bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari 10%.
Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengering. Hal-ha1 yang perlu diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran udara, Waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Pada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan menggunakan alat dari plastik. Selama proses pengeringan bahan simplisia, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga diperoleh simplisia kering yang tidak mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan. Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan terjadinya “Face hardening”, yakni bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah. Hal ini dapat disebabkan oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu pengeringan yang terlalu tinggi, atau oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat daripada difusi air dari dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan menjadi keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. “Face hardening” dapat mengakibatkan kerusakan atau kebusukan di bagian dalarn bahan yang dikeringkan.
Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 300 sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60°C. Bahan simplisia yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 300 sampai 450 C, atau dengan cara pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm Hg. Kelembaban juga tergantung pada bahan simplisia,cara pengeringan, dan tahap tahap selama pengeringan. Kelembaban akan menurun selama berlangsungnya proses pengeringan. Berbagai cara pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan.
  1. Pengeringan Alamiah.
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan :
  1. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan rnengandung senyawa aktif yang relatif stabil. Pengeringan dengan sinar matahari yang banyak dipraktekkan di Indonesia merupakan suatu cara yang mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara membiarkan bagian yang telah dipotong-potong di udara terbuka di atas tampah-tampah tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu, kelembaban dan aliran udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik dilakukan di daerah yang udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan. Hujan atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu pengeringan sehingga memberi kesempatan pada kapang atau mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia tersebut kering. F’IDC (Food Technology Development Center IPB) telah merancang dan membuat suatu alat pengering dengan menggunakan sinar matahari, sinar matahari tersebut ditampung pada permukaan yang gelap dengan sudut kemiringan tertentu. Panas ini kemudian dialirkan keatas rak-rak pengering yang diberi atap tembus cahaya di atasnya sehingga rnencegah bahan menjadi basah jika tiba-tiba turun hujan. Alat ini telah digunakan untuk mengeringkan singkong yang telah dirajang dengan demikian dapat pula digunakan untuk mengeringkan simplisia.
  2. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah menguap.
  1. Pengeringan Buatan
     Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu kelembaban, tekanan dan aliran udaranya dapat diatur. Prinsip pengeringan buatan adalah sebagai berikut: “udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu, kompor, mesin disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan di atas rak-rak pengering”. Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang sederhana, praktis dan murah dengan hasil yang cukup baik.
     Dengan menggunakan pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan akan lebih merata dan waktu pengeringan akan lebih cepat, tanpa dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Sebagai contoh misalnya jika kita membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk penjemuran dengan sinar matahari sehingga diperoleh simplisia kering dengan kadar air 10% sampai 12%, dengan menggunakan suatu alat pengering dapat diperoleh simplisia dengan kadar air yang sama dalam waktu 6 sampai 8 jam.
     Daya tahan suatu simplisia selama penyimpanan sangat tergantung pada jenis simplisia, kadar airnya dan cara penyimpanannya. Beberapa simplisia yang dapat tahan lama dalam penyimpanan jika kadar airnya diturunkan 4 sampai 8%, sedangkan simplisia lainnya rnungkin masih dapat tahan selama penyimpanan dengan kadar air 10 sampai 12%.

6. SORTASI KERING
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal pada sirnplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus untuk kernudian disimpan. Seperti halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara mekanik. Pada simplisia bentuk rimpang sering jurnlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dibungkus.
Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.
Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik: harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
Suhu Penyimpanan
Dingin      : suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara 20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk        : suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang di atur antara 150C dan 300C.
Hangat     : hangat adalah suhu antara 300C dan 400C.
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400C.
Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
Kemurnian Simplisia  
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing–masing monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
Benda Asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme, serangga dan binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir, atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan, jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur bagian lain, maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak dinyatakan dalam paparan monografi.
Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia
Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah, ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya tampak seperti keadaan semula.

radix

Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Daftar radix yang akan dibahas

CATHARANTHI RADIX ( MMI)
Nama lain                            : Akar Tapak dara
Nama tanaman asal             : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama /isi     : Alkaloida: ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin, vinblastin
Penggunaan                         : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan      : Akar
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


DERRIDIS RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar tuba
Nama tanaman asal             : Derris elliptica
Keluarga                              : Papilionaceae (= Fabaceae)
Zat berkhasiat utama / isi    : Rotenon
Penggunaan                         : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida
Pemerian                             : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan      : Akar dan potongan akar tinggal
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


ELEPHANTOPI RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar tapak leman
Nama tanaman asal             : Elephantopus scaber
Keluarga                              : Asteraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Flavonoid glucosidal
Penggunaan                         : Anti demam


EURYCOMAE RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar Pasakbumi
Nama tanaaman asal           : Eurycoma longifolia (Jack)
Keluarga                              : Simarubaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol
Penggunaan                         : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka
Pemerian                             : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit
Bagian yang digunakan      : Akar
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GLYCYRRHIZAE   RADIX (FI)
Nama lain                            : Akar manis, Liquiritae Radix
Nama tanaman asal             : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra, varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya
Keluarga                              : Papilionaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari asam glisirizat (zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati, gula, asparagin
Persyaratan kadar                : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan di udara
Penggunaan                         : Antitusiva.
Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil
Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk
Pemerian                             : Bau khas lemah, rasa manis
Bagian yang digunakan      : Akar dan batang dibawah tanah
Waktu panen                       : Akar-akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat dipungut pada tahun berikutnya
Jenis-jenisnya                      : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol
Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
Keterangan lain                   : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat tua, berkeriput memanjang kadang – kadang terdapat tunas kecil dan daun sisik yang tersusun melingkar.

IPECACUANHAE   RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar Ipeka, akar muntah
Nama tanaman asal             : Cephaelis ipecacuanha, Cephaelis acuminate, Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina, orthomethil, sikotrina
Persyaratan kadar                : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan                         : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan, Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia, Dalam jumlah besar sebagai emetika
Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit
Bagian yang digunakan      : Akar / campuran akar / pangkal batang
Sediaan                                 :       Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI), Ipecacuanhae tinctur (EFI)
Waktu panen                       : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh   tanaman dicabut dan dipisahk an akar – akarnya
Jenis – jenisnya                   : Ipeka Rio; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha. Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan   melingkar sempurna.
Ipeka Panama: diperoleh dari Cephaelis acuminata  Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya melingkar sampai tengah batang,
Ipeca Cartagena: lebih gelap dan tidak banyak buku-bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik


PANACIS   RADIX (MMI)
Nama lain                            : Ginseng
Nama tanaman asal             : Panax schinseng
Keluarga                              : Araliaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks, sapoginol
Penggunaan                         : Amara dan stimulansia
Pemerian                             : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit
Bagian yang digunakan      : Akar
Sediaan                                 : Serbuk dan Vinum
Waktu panen                       : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang berumur 5 – 6 tahun
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)
Nama lain                            : Akar Pulepandak
Nama tanaman asal             : Rauwolfia serpentina
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloid – alkaloid: aymalin, aymalisina, aymalinina, serpentina, reserpina,
Persyaratan kadar               : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina tidak kurang dari 0,15 %
Penggunaan                         : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan      : Akar dan pangkal batang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

RHEI RADIX (MMI)
Nama lain                            : Kelembak
Nama tanaman asal             : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau hibrida lainnya kecuali Rheum rhaponticum
Keluarga                              : Polygonaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan emodin, rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium oksalat
Penggunaan                         : Laksativa
Pemerian                             : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan agak sepat
Bagian yang digunakan      : Pangkal batang beserta sebagian akar
Jenis – jenis                          :
  1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi Honan, Tshinghai di Mongolia, dipungut dari tanaman yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali panenan, pada musim semi dan musim gugur, setelah dikupas, diiris- iris melintang / membujur (menghasilkan rounds atau flats), dijemur.
  2. Kelembak Shensi: ada garis – garis kecil warna coklat kemerahan dan titik-titik jari empulur dalam parenkim yang putih
  3. Kelembak Kanton: lebih ringan dari kelembak Shensi kurang padat, lebih berserat, bau emperumatik.
  4. Kelembak Eropa: Hanya dari Hongaria, mutu rendah
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

VALERIANA   RADIX
Nama   lain                          : Akar valerian
Nama tanaman asal             : Valeriana officinalis
Keluarga                              : Valerianaceae
Zat berkhasiat utama/ isi     : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo (ester dengan format). Alkaloida – alkaloida katinina dan valerianin, zat penyamak.
Persyaratan kadar                : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %
Penggunaan                         : Sedativa
Pemerian                             : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.
Bagian yang digunakan      : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah tanah
Sediaan                                 :       Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis
Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio
Waktu panen                       : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

VETIVERIAE   RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar wangi, Larasetu
Nama tanaman asal            : Vetiveria zizanoides (Stapf)
Keluarga                              : Poaceae
Zat berkahasiat utama /isi   : Minyak atsiri, hars dan zat pahit
Kegunaan                            : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika
Pemerian                             : Bau khas aromatik
Bagian yang digunakan      : Akar
Sediaan                                 : Oleum Vetiveriae
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik.

cortex

CORTEX adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan sebagai ramuan obat. Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Daftar cortex yang akan dibahas:

ALSTONIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                           : Kulit Pule
Nama tanaman asal             : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina, akhitamidina, alstonina
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ALYXIAE CORTEX (MMI)
Nama lain                           : Pulasari
Nama tanam asal                 : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset Schult)
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam organik
Penggunaan                         : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam
Pemerian                             : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

BURMANI CORTEX ( MMI)

Nama lain                           : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal             : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan                         : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu masak
Pemerian                             : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
    Waktu panen                       : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
    Cara panen                          :
  1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.
  2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
  3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
  4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.
Jenis – jenis                         : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.
Ada 2 varietas :
  1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
  2. Berdaun hijau ungu.
    Perbedaan                           : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CINCHONAE   CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal             : Cinchona succirubra
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar                : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                         : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                 : Cinchonae extractum
Perbedaan                           :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen                :
  1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
  2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
  3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
  4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan         :     Dalam wadah tertutup baik





CINNAMOMI CORTEX (FI)

Nama lain                           : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon
Nama tanaman asal             : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan      : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang telah dipangkas.
    Cara panen                          : Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai tinggi 2-3 meter.
                                                  Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau dibawah epidermis.
    Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit batang delima
Nama tanaman asal             : Punica granatum (L)
Keluarga                              : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Alkaloida, gula, tanin
Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)
Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI PERCARPIUM/GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit buah delima, Granati Fructus cortex
Nama tanaman asal             : Punica granatum (L)
Keluarga                              : Punicaceae
    Zat berkhasiat utama / isi    : Tanin sampai lebih kurang 20 % alkaloida yang terdiri dari peletrina, metil-peletrina, psudopeletrina, metil isopeletrina, isopeletrina
    Penggunaan                         : Pengelat usus (astringensia), obat cacing
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa sangat sepat, lama-lama menimbulkan rasa      tebal di lidah.
Bagian yang digunakan      : Kulit buah yang masak
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

LITSEAE CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit krangean, Krangean
Nama tanaman asal             : Litsea cubeba (Lour) Pers
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen, metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.
Penggunaan                         : Karminativa, spasmolitika, stomakika
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pedas, dan agak pahit.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

PARAMERIAE CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit Kayu rapat, Pegatsih
Nama tanaman asal             : Parameria laevigata (Juss) Moldenke, Parameria barbata
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Tanin
Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)
Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.
Bagian yang digunakan      : Kulit batang dan kulit cabang.
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

SYMPLOCI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit sariawan
Nama tanaman asal             : Symplocos odoratissima (BL, choisy)
Keluarga                              : Symplocaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Glucosida, symplokosin, metil salisilat, aluminium sulfat
Penggunaan                         : Antisariawan
Pemerian                             : Bau agak wangi, tidak berasa
Bagian yang digunakan      : Kulit dahan
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

Nama lain                            : Kulit jamblang
Nama tanaman asal             : Syzygium jambolanum (L) Skeels yang disebut pula Eugenia cumini
Keluarga                              : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama / isi    : Zat penyamak, asam galat, jambulol, jambolisin.
Penggunaan                         : Astringensia, obat kencing manis
Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit dan kelat
Bagian yang digunakan      : Kulit dahan
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

rhizoma

RHIZOMA

1.BOESENBERGIAE RHIZOMA
BOESENBERGIAE RHIZOMA
Nama Lain
Temu Kunci
Nama Tanaman Asal 
Boesenbergiae pandurata (Roxb) sehleaht
Keluarga       
Zingiberaceae
Zat Berkhasiat Utama/isi
Minyak Atsiri, damar, pati
Penggunaan
Antidiare
Pemerian                               
Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal
Bagian yang digunakan  
Kepingan-kepingan akar tinggal
Keterangan                 
-Waktu Panen 
Dilakukan pada umur 1 tahun
-Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
2. CALAMI RHIZOMA
CALAMI RHIZOMA
Nama Lain   
Dringo, Jaringau, Calamus, Sweetflag
Nama Tanaman Asal  
Acorus calamus (L)
Keluarga 
Araceae
Zat berkhasiat utama     
Minyak Atsiri mengandung egenol asaron, asaril aldehid, Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tanin, Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5 % v/b
Penggunaan                 
Bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas
Pemerian                   
Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas
Bagian yang digunakan    
Akar tinggal
Keterangan                 
-Waktu Panen            
Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain, tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
-Penyimpanan            
Dalam wadah tertutup baik
3. CURCUMAE RHIZOMA
CURCUMAE RHIZOMA
Nama Lain                 
Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal    
Curcumae xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga             
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama     
Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % b/v
Penggunaan               
Kolagoga, Antispasmodika
Pemerian    
Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan    
Kepingan akar tinggal
Keterangan    
-Waktu Panen              
Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya. Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu.
Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut
Warna         
Kuning jingga sampai coklat
Aroma      
Khas wangi aromatik
Rasa        
Pahit, agak pedas
Kelembaban          
Maksimum 12%
Abu             
3-7%
Pasir               
1%
Kadar minyak atsiri      
Minimal 5 %
-Penyimpanan        
Dalam wadah tertutup baik.
4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA
CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA
Nama Lain        
Temu Hitam
Nama Tanaman Asal  
Curcuma aeruginosa (Roxb)
Keluarga  
Zingiberaceae
Zat berkhasiat Utama   
Minyak atsiri, pati, damar, lemak
Persyaratan kadar     
Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3%
Penggunaan             
Bagian dari jamu, antirematik, karminativa
Pemerian             
Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama-lama menimbulkan rasa tebal
Bagian yang digunakan   
Kepingan-kepingan akar tinggal yang dikeringkan
Keterangan
-Penyimpanan         
Dalam wadah tertutup baik
5. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA
CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA
Nama Lain            
Rimpang temu giring
Nama tanaman asal  
Curcumae heyneana (Val)
Keluarga  
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama   
Minyak atsiri, tanin, kurkumin
Persyaratan kadar       
Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5%
Penggunaan    
Antiseptika kulit
Pemerian               
Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama-lama tebal
Bagian yang digunakan  
Rimpang
Keterangan             
-Waktu Panen           

-Penyimpanan          
Dalam wadah tertutup baik
6.CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA
CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA
Nama Lain    
Kunyit, kunir
Nama tanaman asal          
Curcuma domestica (Val)
Keluarga        
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama        
Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
Penggunaan                  
Karminativa, Antidiare, Kolagoga, Skabisida
Pemerian      
Bau khas aromatik, agak pedas, lama-lama menjadi tebal
Bagian yang digunakan  
Akar tinggal
Keterangan      
-Waktu Panen

Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu tanam
-Penyimpanan             
Dalam wadah tertuup baik
7. CYPERI RHIZOMA
CYPERI RHIZOMA
Nama lain          
Rimpang teki, teki
Nama tanaman asal 
Cyperus rotundus L
Keluarga           
Cyperaceae
Zat berkhasiat utama   
Minyak atsiri, alkaloid, glikosida, flavonoid
Penggunaan         
Diuretik, Stomakika
Pemerian                   
Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian pahit, menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian yang digunakan
Rimpang
Keterangan                  
-Waktu panen                
Dapat diambil setiap saat, setelah umbi yang ditanam akan mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk kemudian akan tumbuh menjadi +/- 146 umbi dalam jangka waktu 3,5 bulan
8.IMPERATAE RHIZOMA
IMPERATAE RHIZOMA
Nama Lain    
Akar alang-alang
Nama tanaman asal          
Imperata cylindrica (Beauv)
Keluarga           
Poaceae
Zat berkhasiat utama       
Asam kersik, damar, logam alkali
Penggunaan         
Diuretik, Antipiretika
Pemerian                 
Tidak berbau dan tidak berasa
Keterangan
-Jenis-jenis               
Dikenal 5 varietas :
-Varietas mayor (Nees)
-Varietas latifolia (Hook.f)
-Varietas africana(Anders)
-Varietas europea(Anders)
-Varietas condensata
-Penyimpanan                  
Dalam wadah tertutup baik
9.KAEMPFERIAE RHIZOMA
KAEMFERIAE RHIZOMA
Nama lain           
Kencur
Nama tanaman asal    
Kaemferia galanga (L)
Keluarga                 
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama      
Alkaloid, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral dan pati
Penggunaan          
Ekspektoransia
Pemerian                 
Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa pedas
Bagian yang digunakan 
Akar tinggal
Keterangan                 
-Waktu Panen 
Pada umur 1 tahun
-Penyimpanan   
Dalam wadah tertutup baik
Nama lain
Kencur
Nama tanaman asal     
Kaemferia galanga (L)
Keluarga          
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama      
Alkaloid, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral dan pati
Penggunaan
Ekspektoransia
Pemerian              
Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa pedas
Bagian yang digunakan     
Akar tinggal
Keterangan 
-Waktu Panen    
Pada umur 1 tahun
-Penyimpanan  
Dalam wadah tertutup baik
10. LAGUATIS RHIZOMA
LANGUATIS RHIZOMA
Nama lain             
Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Nama tanaman asal   
Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga (L)
Keluarga                     
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama 
Minyak atsiri yang mengandung metilsinamat, sineol, kamfer, dan galangol
Penggunaan     
Bumbu, Karminativa, Antifungi
Pemerian         
Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan       
Akar tinggal
Keterangan 
-Waktu Panen                  
Pada umur 2,5-4 bulan, agar diperoleh rimpang muda yang belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman, rimpang dipisahkan dari batang, kemudian dicuci dan dikeringkan.
-Penyimpanan     
Dalam wadah tertutup baik
11. ZINGIBERIS RHIZOMA
Nama Lain
Jahe
Nama tanaman asal 
Zingiberis officinnale (Roscoe)
Keluarga  
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama      
Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol, dan felandren
Penggunaan
Karminativa, stimulansia, diaforetika
Pemerian              
Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan       
Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas
Keterangan
-Waktu panen               
Panenan dapat dilakukan pada umur 9-12 bulan setelah tanam, Penenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen pada umur 9-12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering seluruhnya sampai sudah rebah rumpun-rumpunnya.
Jenis-jenis jahe berdasarkan bentuknya

1.Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih mengembung
2.Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung
3.Jahe merah, rimpangnya bewarna merah dan lebih kecil dari jahe putih kecil
Jenis-jenis jahe berdasarkan pengolahan            
  1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemuadian dikeringkan cepat-cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)
  2. Jahe segar yang dicuci secara hati-hati dikupas lapisan gabus dan dicuci berulang-ulang dan dikelantang, Jika di maserasi dengan air kapur akan nampak putih karena lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (white ginger)
  3. Jahe atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green ginger)
12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA
ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA
Nama Lain       
Lempuyang wangi
Nama tanaman asal    
Zingiber aromatica(Val)
Keluarga       
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama               
Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen
Penggunaan     
Karminativa, Stomakika
Pemerian       
Bau aromatik, rasa pahit
Bagian yang digunakan   
Akar tinggal
Keterangan                         
-Waktu Panen  
             –                     
-Penyimpanan   
Dalam wadah tertutup baik
13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA
Nama lain 
Lempuyang pahit
Nama tanaman asal     
Zingiber littorale (Val)
Keluarga     
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama               
Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon
Penggunaan          
Stomakik
Pemerian                          
Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan          
Akar tinggal
Keterangan                          
Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap
-Penyimpanan         
Dalam wadah tertutup baik
14.ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA
ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA
Nama lain       
Cassumunar Rhizoma, Bengle
Nama tanaman asal              
Zingiber cassumunar (Roxb), disebut juga Zingiber purpurem (Roxb)
Keluarga          
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama           
Minyak atsiri mengandung sineol, damar lunak yang pahit, albuminoid
Penggunaan                
Karminativa, menghangatkan badan
Pemerian                    
Bau aromatik khas, rasa agak pahit dab agak pedas
Bagian yang digunakan   
Akar tinggal
Keterangan                    
-Waktu panen      
Setelah tanaman berumur 1 tahun
-Penyimpanan            
Dalam wadah tertutup baik
15.ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA
Nama Lain   
Lempuyang gajah
Nama tanaman asal      
Zingiber zerumbet (Sm)
Keluarga              
Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama   
Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, sineol, pinen, kariofilen, kamfer
Penggunaan            
Karminativa, Stomakika
Pemerian                    
Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit
Bagian yang digunakan   
Akar tinggal
Keterangan                   
-Penyimpanan  
Dalam wadah tertutup baik

Minggu, 15 Januari 2017

sejarah farmakognosi

Sejarah Farmakognosi

‘Pharmacognosy’ berasal dari penggabungan dua kata Yunaniyaitu Pharmakon (obat) danGnosis (pengetahuan) yang berarti,pengetahuan tentang obat-obatan. Penamaan‘Pharmacognosy’ digunakan pertama dan terutama oleh CA Seydler, mahasiswa kedokteran di Halle / Saale, Jerman, yang dengan sungguh-sungguh  mengerjakanAnaletica Pharmacognostica sebagai judul utama tesisnya pada tahun 1815. Selain itu, penelitian lebih lanjut telah mengungkapkan bahwa Schmidt telah menggunakan istilah‘Pharmacognosis’ dalam sebuah buku monografi berjudul Lehrbuch der Materia Media(yaitu, Lecture Notes on Medical Matter) sebelum 1811, di Wina. Kompilasi ini secara eksklusif berhubungan dengan tanaman obat dan karakteristik yang sesuai.
Dari penelitian tersebut, kemudian berkembang orang Mesir kuno, Cina, India, Yunani, dan Roma menggunakan Kamper yang diketahui memiliki manfaat yang sangat besar dalam pengobatan dan penyembuhan berbagai penyakit, misalnya: secara internal sebagai stimulans dan karminatif; secara eksternalyakni sebagai antipruriticcounterirritant danantiseptic.
Awalnya kamper diperoleh dengan hanya pendinginan minyak volatile dari sasafras, rosemery, lavender, sage, sedangkan orang-orang Yunani dan Romawi kuno memperolehnya dari produk dalam pembuatan anggur. Saat ini, kamper diperoleh pada skala besar secara sintetik (campuran rasemik) dari α-pinene yang terdapat dalam minyak terpentin.
Orang asli Afrika telah menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan dalam upacara-upacara ritual mereka dimana subjek akan kehilangan gerakan tubuh yang lengkap tetapi mental harus tetap waspada selama 2 atau 3 hari. Kemudian, peradaban sebelumnya juga menemukan sejumlah minuman fermentasi karbohidrat yang berasal dari tumbuhan kaya zat yang mengandung alkohol dan cuka. Dengan berlalunya waktu mereka juga secara eksklusif produk-produk tumbuhan tertentu digunakan untuk meracuni tombak dan panah mereka dalam memangsa dan membunuh musuh-musuh. Menariknya, mereka menemukan bahwa beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan memiliki properti unik untuk menjaga kesegaran dan juga untuk masker dengan rasa dan aroma yang tidak menyenangkan.
Banyak kemajuan yang telah didapat di abad 19 ketika ahli-ahli kimia secara serius mengambil tantangan untuk mensintesis sejumlah besar senyawa organik dasar atau ‘prototype active biology’. Beberapa secara murni ‘disintesis senyawa’ pada dasarnya memiliki struktur kompleksitas yang terus meningkat dan kemudian, setelah evaluasi secara sistematis pada farmakologis dan mikrobiologi terbukti menghasilkan efek yang sangat baik dan berguna secara terapeutik. Jelas, bahwa kebanyakan dari ‘tailor-made’ senyawa yang telah ditandai dan dinyatakan memiliki indeks terapeutik ditemukan berada di luar dunia‘pharmacognosy’ atau lebih secara khusus‘phytochemistry’ yang sama sekali baru dengan muncul ‘jamu kimia’. Namun, disiplin khusus ini hampir terbengkalai sejak era parcelsus. Tetapi sekarang, ‘jamu kimia’ telah diakui layak dan mendapat pengakuan yang luas di seluruh dunia karena manfaat dan keuntungannya.
Singkatnya, tiga disiplin ilmu yang menjadi dasar utama sebagian besar secara umum yang berkaitan dengan pengembangan obat-obatan, adalah:
  • Farmakognosi; mencakup informasi-informasi yang relevan yang berkaitan dengan obat-obatan yang secara eksklusif berasal dari sumber-sumber alam, misalnya: tumbuhan, hewan dan mikroorganisme,
  • Kimia medisinal: meliputi sepenuhnya pengetahuan khusus tidak hanya terbatas pada ilmu ‘obat sintetik’ tetapi juga dasar-dasar ‘desain obat’, dan
  • Farmakologi: berurusan khususnya dengan kerja ‘obat’ dan masing-masing efek pada sistem kardiovaskular dan aktivitas-SSP.
Selama bertahun-tahun, dengan pertumbuhan yang luar biasa ilmu pengetahuan dan informasi berharga dari tiga disiplin ilmu tersebut di atas telah sepenuhnya muncul sebagai ‘ilmu lengkap’ dalam lingkup mereka sendiri.